Home » » Foto Asli, Rekayasa, Atau Olah Photoshop?

Foto Asli, Rekayasa, Atau Olah Photoshop?


Secara hakiki dan normal, fotografer ingin fotonya lebih indah daripada aslinya. Maka ada berbagai upaya yang dilakukannya, antara lain: memilih kamera yang akan digunakan, mengatur model yang akan difoto sedemikian rupa, memakai lampu dengan beragam trik, dan lain sebagainya.

Bohong kalau foto bisa asli, sebab semua upaya fotografi adalah bukti untuk melebihi keaslian itu. Rekayasa itu ada dua macam: untuk membuat agar lebih baik, dan untuk menipu.

Memotret itu identik dengan bercerita. Tiap orang ingin ceriteranya didengar, kalau perlu ada bualannya. Bahkan kalau perlu, ngibul sekalian.

Memilih kamera terbaik untuk memotret, selalu belajar teknik-teknik baru dan juga memilih tempat cetak terbaik adalah bukti upaya untuk melebihi keasliannya. Bahkan memilih angle dan komposisi pun adalah upaya lepas dari keaslian.

Sesuatu itu disebut asli kalau tidak mengandung campur tangan manusia. Sampai kapan pun, tak ada yang disebut foto asli!

Rekayasa foto itu terbagi dua: dilakukan sebelum pemotretan (pasang lampu, memilih lokasi, makeup model, dll); dan dilakukan setelah pemotretan (olah digital = digital imaging).

Tanpa rekayasa, hidup kita pasti akan gitu-gitu aja. Semua upaya adalah rekayasa. Bahkan cinta pun direkayasa (lagu Camelia Malik).

Main bokeh itu juga menghasilkan foto tak asli. Wong aslinya tajem. Berdandan pun adalah rekayasa. Kalau tak sempat dandan sebelum dipotret, apa salah kalau didandani pakai Photoshop setelah pemotretan?

Dandan trus dipotret, sama dengan potret dulu trus dandan pakai Photoshop.
Demo bayaran (demo palsu), kalau dipotret hasil fotonya asli tapi realitanya palsu.
Orang modern di samping harus bisa memakai word-processor, sebaiknya juga menguasai photo processing software. Photoshop itu setara dengan WORD. Bisa melakukan ubah-ubah apa pun, tapi jelas tak bisa membuat sembarang orang bikin novel bagus.

Dengan Microsoft WORD Anda bisa melakukan copy-paste tulisan orang, begitu juga dengan Photoshop, Anda bisa melakukan kecurangan sejenis.

Kamera ibarat mesin cetak. Untuk jadi buku, tetap butuh alat jilid yaitu software photoprocessing. Dengan Photoshop, Anda bisa copypaste foto, bisa juga cuma sekadar “merapikan alinea dan koreksi salah-salah ketik”.

Intinya: fotografi adalah rekaman realita dengan pendekatan personal fotografernya. Benda sama, difoto dua fotografer hasilnya dua foto yang berbeda. Ada orang yang ingin fotonya sangat natural, ada yang ingin sangat tak natural seperti fotografi infrared.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan Klik Disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Planet Foto Indonesia

0 komentar :

Posting Komentar

 
Website Ini Dilindungi Oleh DMCA Protection
Copyright © 2013. Planet Foto Indonesia - All Rights Reserved
Plubished By Facebook | Twitter Planet Foto
Proudly Powered By Blogger