Home » » Active D-Lighting Adalah Penyeimbang Kontras

Active D-Lighting Adalah Penyeimbang Kontras

Salah satu kendala dalam fotografi digital adalah dynamic range sensor yang terbatas. Hingga saat ini belum bisa dibuat sensor kamera yang bisa menangkap lebarnya terang gelap di alam yang begitu kontras. Hal ini berbeda dengan kemampuan mata kita yang lebih sanggup membedakan terang gelap dan tentu punya jangkauan dinamis yang lebih baik dari sensor kamera. Banyak kasus terutama di area kontras tinggi, foto yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang kita lihat. Bisa ada area yang over eksposur (highlight clipping) sehingga  jadi putih total, dan ada juga area yang terlalu gelap (shadow) sehingga detilnya tidak terlihat.
Karena sensor belum bisa didesain untuk mampu merekam dengan rentang dinamis yang begitu lebarnya, maka berbagai cara ditempuh untuk mengatasi keterbatasan sensor. Bila perbedaan terang gelapnya simpel seperti foto di landscape (bagian langit terang, bumi gelap) maka bisa diatasi dengan memasang filter grad-ND yang gelap sebagian. Tapi untuk yang terang gelapnya kompleks, maka teknik HDR lebih cocok dipakai (meski teknik ini lebih sulit). Cara lain yang sudah disediakan di dalam kamera modern adalah teknik untuk menyeimbangkan kontras dengan cara software, alias dikerjakan secara digital oleh kamera.
Cara ini bisa ditemui di berbagai kamera modern. Saya menyebutkan dalam judul adalah Active D-Lighting (ADL) karena saya mencobanya memakai kamera DSLR Nikon. Tapi dengan cara yang sama, di kamera Canon diistilahkan Auto Lighting Optimizer (ALO), sedang di kamera Sony istilahnya Dynamic Range Optimizer (DRO). Saya akan menyebutnya dengan ADL saja.
Dari website Nikon : Active D-Lighting optimizes high contrast images to restore the shadow and highlight details that are often lost when strong lighting increases the contrast between bright and dark areas of an image. 
 
           menu adl 

Fitur ini bisa ditemui melalui Shooting Menu, dan ada beberapa pilihan buat kita seperti Low hingga Extra High, ada juga pilihan Off dan Auto (untuk yang versi Canon tidak ada Auto). Dengan Auto kamera bisa menentukan level ADL tergantung perbedaan kontras dari obyek yang diukur (metering).
Cara kerjanya kurang lebih begini : bila mode ADL diaktifkan, kamera akan mengevaluasi keseluruhan gambar dan mengambil foto dengan sedikit lebih gelap dari yang semestinya, lalu area yang gelap akan diterangkan secara olah digital sehingga nampak detilnya. Dengan begitu detil di daerah terang masih terekam dengan baik sementara di area gelap tetap didapat detil yang cukup. Semua diproses ini berlangsung otomatis dan cepat, kita tak merasakan ada proses ADL saat memotret (kecuali kamera generasi lama seperti D5000 yang perlu waktu 1 detik untuk kamera memproses ADL ini). Kekurangan cara ini adalah area gelap yang diterangkan akan menghasilkan sedikit noise, karena hasil dari pengolahan digital.
Aplikasi Active D-Lighting 
Contoh kasusnya akan saya bahas untuk yang simpel saja, yaitu jendela rumah di siang hari. Tanpa ADL, maka foto yang dihasilkan akan seperti ini (Nikon D5100, lensa AF-S 50mm f/1.8) :

normal 

Pada foto di atas tampak area putih terang di jendela menjadi over (clipping) dan tidak ada detil yang bisa terekam. Kondisi ini umum dialami dengan kamera digital apapun, apalagi yang sensornya kecil seperti kamera saku.
Saya kemudian mengulang mengambil foto yang sama tapi kali ini dengan memakai ADL di posisi Extra High (H+) dan hasilnya adalah seperti di bawah ini :

ADL h 

Dari foto diatas terlihat bahwa upaya sederhana ini berhasil menyelamatkan detil di area terang, dan area gelap yang diterangkan secara digital masih tampak cukup aman dan tidak terlalu noise. Bisa dibilang di foto kedua ini lebih mendekati situasi aslinya seperti apa yang dilihat oleh mata manusia.
D-Lighting melalui Retouch Menu 
Nikon juga menyediakan fitur serupa sebagai opsi Image Retouch di kameranya. Jadi misalnya kita melihat foto yang agak gelap, maka dengan memberikan D-Lighting di level tertentu kita bisa membuat foto yang kita punya jadi lebih terang, tanpa menerangkan area yang memang sudah terang. Hal ini agak berbeda dengan ADL yang sebelumnya dibahas, dimana D-Lighting hanya diaplikasikan pada foto yang SUDAH diambil.

            DLighting

Satu hal lagi, kalau kita mau menerapkan D-Lighting sendiri dengan tujuan menyeimbangkan kontras, maka tidak bisa dilakukan terhadap foto yang sudah terlanjur over (clipping). Kamera tidak bisa menyelamatkan area yang memang sudah kehilangan detil. Untuk itu D-Lighting lebih cocok diaplikasikan pada foto yang agak gelap saja.
Saya ingin membuktikan apakah D-Lighting bisa memberikan hasil yang menyamai ADL. Saya kembali memotret obyek yang sama, tapi dengan eksposur dibuat under (dalam contoh berikut saya pakai -1.3) tujuannya tentu untuk menjaga detil di area terang. Foto yang diambil adalah seperti ini :

under 

Foto diatas tampak gelap, tapi kabar baiknya adalah detil di jendela bisa didapat dengan baik. Lalu saya masuk ke menu Image Retouch di kamera dan menerapkan ADL ke posisi 'Strong' kemudian hasilnya disimpan oleh Nikon sebagai file baru dengan awalan CSC. Terlihat bahwa dengan memotret foto yang under lalu diterangkan dengan D-Lighting juga bisa memberikan foto yang kontrasnya lebih berimbang seperti foto di bawah ini :

DLight 

Tapi kalau dibandingkan dengan langsung memakai ADL saat memotret, hasilnya agak sedikit berbeda. Bisa dibilang ADL yang dipilih saat memotret punya noise yang lebih rendah dan hasil foto secara keseluruhan lebih terlihat natural. 
Jadi kesimpulannya, fitur ADL bisa diandalkan untuk memotret di kondisi yang kontrasnya tinggi, dan kita ingin hasil fotonya tidak terlalu kontras sehingga area terang jadi terlalu terang atau area gelap jadi terlalu gelap. Tapi buat anda yang perlu foto dengan kontras tinggi, seperti foto siluet misalnya, maka fitur ADL ini jangan dipakai.
Di sisi lain, fitur D-Lighting melalui Image Retouch hanya bisa menerangkan area gelap dan tidak bisa menyelamatkan detil di area terang yang sudah terlanjur hilang (clipping). Untuk itu D-Lighting hanya efektif untuk menerangkan foto yang terlalu gelap saja. 
Setidaknya sampai nanti diciptakan sensor yang teknologinya lebih baik, dynamic range lebih lebar dan mampu menangkap terang galap yang menyerupai kondisi asli seperti apa yang kita lihat, maka fitur ADL (Nikon) atau ALO (Canon) atau DRO (Sony) bisa dimanfaatkan untuk mendapat foto yang kontrasnya lebih seimbang.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan Klik Disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Planet Foto Indonesia

0 komentar :

Posting Komentar

 
Website Ini Dilindungi Oleh DMCA Protection
Copyright © 2013. Planet Foto Indonesia - All Rights Reserved
Plubished By Facebook | Twitter Planet Foto
Proudly Powered By Blogger