Salah satu fitur modern di kamera DSLR Canon generasi baru adalah Peripheral Illumination Correction, sebuah upaya prosesor kamera yang akan mengurangi 'fall off' atau vignetting atau dark corner
pada hasil foto. Seperti yang kita tahu, karena sulitnya mendesain
lensa yang sempurna, tidak setiap bagian lensa mampu mengirimkan cahaya
ke sensor dengan intensitas yang merata. Cahaya cenderung tersalurkan di
bagian tengah dan semakin menurun di bagian tepinya. Efek ini akan
lebih terasa pada kamera bersensor besar (full frame), memakai lensa
wide dan pada bukaan maksimum. Di masa lalu efek vignetting ini malah
dimanfaatkan untuk unsur artistik foto, sedangkan saat ini kebanyakan
kamera DSLR adalah memakai sensor APS-C sehingga jarang dijumpai yang
namanya dark corner ini.
Awalnya Canon memberikan fitur ini di tahun 2007 melalui software DPP 3.2 yang akan mengkoreksi vignetting
dari file RAW dari kamera Canon yang dipasangkan dengan lensa EF atau
EF-S tipe tertentu. Lalu setahun kemudian, pada EOS 50D dan 5D mark II
fitur ini dimasukkan dalam kamera dan mampu mengenali database 40 lensa
Canon, dan bisa dikerjakan pada file JPG. Untuk itu prosesor kencang
seperti Digic 4 bisa diandalkan. Mengapa perlu kerja prosesor yang
kencang? Karena proses ini sebenarnya hanyalah algoritma komputer,
dengan parameternya adalah bukaan, fokal dan jarak fokus lalu diolah
dengan database lensa dan jadilah file JPG yang terkoreksi dan bebas
dari dark corner.
Pada kamera DSLR Canon EOS 5D mark III tentunya juga terdapat fitur Peripheral Illumination Correction dengan 80 database lensa. Pada struktur menu EOS 5D mark III untuk mengakses fitur ini perlu memilih Lens aberration correction
melalui Shooting menu halaman 1 baris ke-5. Menu itu disediakan untuk
segala hal yang sifatnya adalah koreksi digital 'cacat' lensa, dan bila
diakses akan membawa kita ke dua pilihan menu yaitu Peripheral Illumination Correction dan Chromatic Aberration Correction. Untuk yang kedua ini lebih kepada koreksi color fringing
(biasanya berwarna keunguan) di area tepi dengan kontras tinggi. Bila
memilih Enable maka kamera otomatis akan memberikan koreksi pada setiap
file JPG yang diambil, tidak terhadap file RAW. Bila di Disable maka
foto akan diambil apa adanya tanpa koreksi. Perhatikan kalau tidak semua
lensa memiliki database di kamera EOS 5D mark III, dalam hal ini saya
akan mencoba dengan lensa wideangle EF 17-40mm f/4 L USM yang populer
sebagai lensa Canon berkualitas dengan harga terjangkau.
Pengujian dilakukan singkat dengan memotret dinding memakai manual fokus
dan kamera diletakkan diatas tripod. Saya memilih memakai bukaan
maksimum f/4 dan pengujian dilakukan memakai fokal ekstrim 17mm dan
40mm, dengan berturtut-turut fitur Peripheral Illumination Correction (PIC) Disable (off) dan Enable (on). Hasil pengujian untuk fokal 17mm adalah seperti ini :
Saat PIC di posisi off, tampak sekali vignetting yang terbentuk di
bagian tepi dari foto. Bila PIC di aktifkan, koreksi kamera berhasil
mengurangi area gelap meski masih sedikit terdapat sisa-sisa area gelap
di paling ujungnya.
Di posisi fokal 40mm, meski PIC di posisi off, vigntting tidak begitu
terasa karena fokal lensa sudah berada jauh dari wideangle. Dengan
mengaktifkan PIC maka gambar yang dihasilkan bebas dari vignetting
seperti contoh diatas.
Dalam contoh nyata, bila Peripheral Illumination Correction diaktifkan
membawa hasil yang memuaskan dan sebaiknya tetap di enable setiap saat,
kecuali bila sengaja ingin mendapatkan efek vignetting. Secara alamiah
vignetting sendiri akan berkurang bila bukaan dibuat lebih kecil, misal
f/5.6 keatas.
0 komentar :
Posting Komentar